FIRST (1ST) SARI MUTIARA INDONESIA INTERNATIONAL CONFERENCE ON HEALTH (SAMICOH 2018)
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah sebuah program pembangunan berkelanjutan dimana di dalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169 target yang terukur dengan jangka waktu yang ditentukan. Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan planet bumi. Program ini diterbitkan pada tanggal 21 Oktober 2015 menggantikan program sebelumnya yaitu Millenium Development Goals (MDGs) sebagai tujuan pembangunan bersama sampai tahun 2030 yang disepakati oleh berbagai negara dalam forum resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Konsep SDGs ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015-MDG. Indonesia sendiri gagal mencapai sejumlah target Tujuan Pembangunan Milenium pada program MDGs tahun 2015. Hal ini dikarenakan keterlambatan Indonesia dalam mengimplementasikan MDGs walaupun sudah sepuluh tahun sejak pertama sekali diterbitkan di tahun 2000. Hal inilah yang melatarbelakangi terbentuknya SDGs.
Ada tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs. Pertama, indikator yang melekat pada pembangunan manusia, diantaranya pendidikan dan kesehatan. Indikator kedua merupakan yang melekat pada lingkungan kecilnya, seperti ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan serta pertumbuhan ekonomi. Sementara itu indikator ketiga melekat pada lingkungan yang lebih besar berupa ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan serta pertumbuhan ekonomi.
Sustainable Development Goals (SDGs) memiliki 17 tujuan, 169 target dan 241 indikator. Tujuan SDGs, yaitu tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terjangkau, pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak, industri, inovasi dan infrastruktur, mengurangi kesenjangan, keberlanjutan kota dan komunitas, konsumsi dan produksi bertanggung jawab, aksi terhadap iklim, kehidupan bawah laut, kehidupan di darat, institusi peradilan dan kedamaian dan kemitraan untuk mencapai tujuan. Indikator dan target pencapaian dari SDGs mencakup tiga aspek besar yakni, mengakhiri segala bentuk kemiskinan dan kelaparan, meningkatkan ketahanan pangan dan gizi, serta menjamin adanya kehidupan yang sehat dan sejahtera dengan mengedepankan pembangunan manusia dan lingkungan yang berkelanjutan di semua negara.
Tujuan dan target SDGs tidaklah berdiri sendiri, perlu adanya implementasi yang dilakukan secara terpadu, khususnya dalam bidang kesehatan. Peran serta dari berbagai elemen masyarakat termasuk tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan, farmasi, kesehatan masyarakat dan lain-lain) dalam implementasi SDGs memiliki peran yang penting karena akan berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia dan tingkat kesejahteraan manusia pada tahun 2030. Bidang kesehatan mengemban peran penting dalam upaya pemerintah untuk mendorong pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan berkelanjutan hingga 2030 khususnya pada indikator kesehatan tersebut. Peningkatan kesehatan bagi masyarakat Indonesia akan memicu pencapaian terhadap tujuan dan sasaran lainnya dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Kesehatan merupakan dasar untuk mencapai sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Sasaran yang tidak dapat dipisahkan, saling terhubung dan terintegrasi satu sama lain guna mencapai kehidupan manusia yang lebih baik.
Meskipun agenda pembangunan telah mengacu pada SDGs, Indonesia ternyata masih menyimpan pekerjaan rumah yang belum tercapai dalam indikator MDGs. Semua indikator yang bermasalah ini memiliki kaitan yang erat dengan setor kesehatan. Adapun indikator yang dimaksud antara lain, menekan angka kematian ibu saat melahirkan, penurunan prevalensi HIV dan AIDS, memastikan kelestarian lingkungan hidup dan memastikan sanitasi yang layak bagi masyarakat masih jauh dari target yang telah dicanangkan 15 tahun lalu. Belajar dari pengalaman MDGs, pemerintah perlu mendorong keterlibatan semua pihak, termasuk perguruan tinggi, untuk menyongsong SDGs agar berbagai indikator dan target yang telah disepakati tidak hanya menjadi wacana di atas kertas. Perguruan tinggi sebagai pusat perkembangan keilmuan memiliki peran yang strategis dalam melakukan penelitian dan pengembangan sehingga pemerintah dapat infomasi yang lebih tajam untuk menemukan peta masalah di lapangan, membuat solusi pemecahan masalah, implementasi dan pengawasan.
Peran atau inisiatif perguruan tinggi dalam mendukung pelaksanaan dan pencapaian SDGs membawa optimisme bahwa SDGs akan dilaksanakan dengan prinsip inklusif dan partisipatoris. Peran universitas dapat berupa penelitian pengembangan inovasi untuk sustainable city, pengembangan model pembangunan kesehatan untuk sustainable city, pengembangan model penguatan kualitas SDM, Socio Entrepreneur University, kerjasama antar perguruan tinggi dengan desa binaan, membangun pusat studi SDGs yang mengkoordinasikan partisipasi semua pusat studi di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dengan isu SDGs, serta membuka jaringan dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sekitar untuk menjadi jaringan SDGs yaitu salah satunya dalam bentuk penyelenggaraan konferensi internasional dengan isu SDGs.
Uraian di atas menjadi latar belakang penyelenggaraan konferensi yang akan diselenggarakan oleh Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan topik SDGs. Kegiatan ini menjadi sebuah wadah pertemuan dan diskusi di mana seluruh pihak, baik praktisi, pemerhati, maupun peneliti untuk sama-sama mendiskusikan isu-isu SDGs di masyarakat. Pada kegiatan ini, berbagai hasil riset kesehatan dari berbagai pihak khususnya para dosen di Universitas Sari Mutiara Indonesia, instansi pemerintah, mahasiswa maupun stakeholder akan didiseminasikan melalui forum diskusi yang terarah dan sistematis. Selain itu, konferensi ini akan membahas berbagai agenda penelitian dan pengembangan agar sejalan dengan pembangunan nasional dan dunia untuk mencapai 17 tujuan SDGs pada tahun 2030.
1. Nama Konferensi
First (1st) Sari Mutiara Indonesia International Conference on Health.
2. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Tujuan Umum
Mengumpulkan pakar multidisiplin dan praktisi dari seluruh dunia untuk saling bertukar pengetahuan, ide-ide, pengalaman dan harapan disekitar tantangan SDG’s.
2. Tujuan Khusus
- Memperkuat komitmen dan jalinan kemitraan antar dosen rumpun ilmu kesehatan antar perguruan tinggi Indonesia dan luar negeri agar lebih berperan aktif dalam penelitian dan pengembangan sehingga mampu memformulasikan berbagai solusi untuk mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkelanjutan.
- Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dosen, peneliti, mahasiswa antar perguruan tinggi Indonesia dan luar negeri serta pemerhati masalah kesehatan terhadap berbagai isu actual dan strategis dalam agenda SDGs.
- Mensosialisasikan hasil penelitian dan pemikiran yang inovatif dari para peneliti, mahasiswa antar perguruan tinggi Indonesia dan luar negeri sebagai bahan rekomendasi kebijakan dan perbaikan program pembangunan kesehatan yang berkelanjutan
- Melakukan kolaborasi dan penghubung antar instansi pemerintah, sektor komersial, organisasi multilateral dan perkembangan internasional dan masyarakat melalui forum diskusi yang terarah dan sistematis.
3. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan dalam konferensi internasional ini adalah:
- Memberikan wawasan bagi peserta mengenai indikator kesehatan dalam meningkatkan SDM berkualitas untuk mencapai SDGs 2030.
- Memberikan pedoman intelektual dan bukti ilmiah terhadap tantangan SDGs dengan berfikir kritis, mempromosikan penelitian dan pendidikan untuk membangun masyarakat global yang adil dan bertahan lama.
- Melalui kombinasi pembicara yang disampaikan oleh para pakar di bidangnya dan debat secara paralel di antara stakeholders sebagai jalan keluar bagi sebuah pembangunan berkelanjutan untuk mengubah masyarakat pada tingkat lokal dan global.
- Menciptakan sebuah jaringan dan multidisiplin pengetahuan tentang penerapan SDGs, bagi semua stakeholders akan belajar dari satu sama lain seperti perguruan tinggi, pemerintah, kota dan masyarakat serta lembaga sosial untuk mencapai 17 tujuan dalam mengubah dunia.